Thursday, April 14, 2016

SIFAT FISIS PAPAN PARTIKEL


1.      Kerapatan
Kerapatan didefinisikan sebagai massa atau berat per satuan volume. Kerapatan sangat bergantung pada kerapatan bahan yang akan digunakan serta tekanan yang diberikan selama proses pengempaan. Semakin tinggi kerapatan papan partikel yang akan dibuat akan semakin besar tekanan yang digunakan pada saat pengempaan (Haygreen dan Bowyer 1989). Semakin tinggi kerapatan papan partikel, semakin banyak partikel yang dibutuhkan untuk membuat papan pada ukuran yang sama.


2.         Kadar Air
                         Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu bebas air atau kering tanur. Kadar air kayu berpengaruh terhadap sifat mekanis kayu tersebut. Kadar air sangat mempengaruhi kualitas papan partikel. Kayu atau bahan lain yang memiliki kadar air yang tinggi akan mempersulit dalam proses pembuatan papan partikel, Sedangkan apabila kayu atau bahan lain memiliki kadar air lebih rendah juga mengakibatkan partikel-partikel yang dihasilkan menjadi rapuh atau pecah-pecah. Menurut Widarmana (1977) dalam Putriani (2005) kadar air papan partikel akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya suhu dan semakin banyaknya perekat yang digunakan karena ikatan antar partikel akan semakin kuat sehingga air sukar untuk masuk ke dalam papan partikel
3.         Daya Serap Air
Faktor yang mempengaruhi papan partikel terhadap penyerapan air adalah  volume rongga kosong yang dapat menampung air diantara partikel, adannya saluran kapiler yang menghubungkan ruang kosong, permukaan partikel yang tidak tertutupi perekat dan dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel (Sari, 2012). Papan partikel sangat mudah menyerap air pada arah tebal terutama dalam keadaan basah dan suhu udara lembab.
4.         Pengembangan Tebal

Sari (2012) mengemukakan bahwa partikel yang berkerapatan rendah akan mengalami pengempaan yang lebih besar pada saat pembebanan sehingga bila direndam dalam air akan terjadi pembebasan tekanan yang lebih besar dan mengakibatkan pengembangan tebal menjadi lebih tinggi. Riyadi (2004) dalam Iswanto (2008) mengemukakan bahwa pengembangan tebal diduga ada hubungannya dengan absorpsi air karena semakin banyak air yang diserap dan memasuki struktur serat maka semakin besar perubahan dimensi yang dihasilkan. 

No comments:

Post a Comment