Thursday, January 23, 2020

Bambu Betung Sebagai Bahan Baku Papan Partikel


Bambu merupakan hasil hutan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bambu merupakan tanaman yang juga disebut rumput raksasa. Bambu juga salah satu sumber daya alam tropis yang penyebarannya luas  dengan pertumbuhan cepat, mudah dibentuk dan telah luas penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. (Dransfield & Widjaja, 1995).

Bambu termasuk dalam sub family bambusoidae. Bambu biasanya memiliki batang, akar yang kompleks, daun berbentuk pedang dan pelepah yang menonjol. Diperkirakan terdapat 1000 jenis bambu didunia, dari jumlah tersebut 200 jenis bambu dijumpai di Asia Tenggara (Dransfield & Widjaja, 1995).
Bambu di Indonesia terdiri atas 143 jenis. Di pulau jawa diperkirakan hanya 60 terdapat jenis bambu, 26 jenis merupakan jenis introduksi dan 14 jenis diantaranya hanya tumbuh di Kebun Raya Bogor dan Cibodas (Widjaja, 2001 dalam Sulastiningsih et al. 2006).
Bambu betung atau Dendrocalamus asper adalah salah satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang cukup besar dan termasuk ke dalam suku rumput-rumputan. Bambu betung memiliki banyak manfaat diantaranya digunakan sebagai bahan bangunan dan kayu struktural untuk konstruksi berat seperti rumah dan jembatan (Stephane, 2014).
Tinggi bambu betung dapat mencapai 10 kaki sedangkan lingkar batangnya dapat mencapai 8 inci. Bambu betung berdinding tebal antara 11 sampai 20 mm. Batang bambu betung terdiri dari ruas-ruas dengan  panjang setiap ruas bambu antara 20 hingga 45 cm serta berwarna hijau pucat. Daun tumbuhan ini berbentuk tombak dengan panjang sekitar 15 cm hingga 30 cm dan lebarnya antara 10 mm hingga 25 mm (Stephane, 2014).
Habitat tanaman ini adalah pada ketinggian rendah sampai 1.500 m. Bambu betung tumbuh subur terbaik pada ketinggian 400 - 500 m di daerah dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 2.400 mm. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah, bahkan di tanah berpasir dan agak asam, tapi lebih tumbuh dengan baik di daerah dengan tanah kering dan berat (Stephane, 2014).
Rata-rata kadar air dari batang bambu segar 55% dan kadar air kering udara 15% dengan berat jenis sekitar 0,7 (Dransfield & Widjaja 1995). Bambu jenis betung mempunyai sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dari jenis bambu lain (Syafii, 1984 dalam Lucky, 2011). Sifat fisis mekanis dan kimia bambu betung dapat dilihat pada Tabel 2.2.
  
Tabel 2.2.  Sifat fisis mekanis dan kimia bambu betung
No
Sifat Bambu Betung
Nilai
A
Sifat Fisis Mekanis

1
Berat Jenis
0,68
2
Modulus Elastisitas (kg/cm2)
53173
3
Modulus Patah (kg/cm2)
342,47
4
Keteguhan Tekan (kg/cm2)
416,57
B
Sifat Kimia

1
Selulosa (%)
52,9
2
Lignin  (%)
24,8
3
Pentosan  (%)
18,8
4
Abu  (%)
2,63
5
Silika  (%)
0,2
6
Kelarutan dalam :


Air Dingin (%)
4,5

Air Panas (%)
6,1

Alkohol Benzena (%)
0,9

NaOH 1 % (%)
22,2
            Sumber : Hadjib & Karnasudirja (1986) diacu dalam  Lucky (2011)

Berdasarkan uraian diatas memungkinkan serat bambu betung atau limbah dari bambu yang  sudah tidak terpakai dapat dijadikan sebagai bahan baku papan partikel, penggunaan limbah dari bambu pastinya akan menambah nilai ekonomis bambu tersebut apabila dijadikan papan partikel.
              

No comments:

Post a Comment