Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari family
Araceae merupakan salah satu tanaman perkebunan sebagai sumber minyak nabati,
dan merupakan primadona bagi komoditas perkebunan. Menurut Tom Linson (1961)
dalam Lukman (2008) kelapa sawit
merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan: Kingdom Plantae, Divisi
Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledoneae, Family
Aracaceae, Subfamily Cocodeiae, Genus Elaeis, Species Elaeis
guineensis Jacq.
Fauzi et al. (2002)
menyatakan bahwa kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh
pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1848, ketika itu ada empat bibit
batang kelapa sawit yang dibawa dari Maurutius dan Amsterdam dan ditanam di
Kebun Raya Bogor. Tanaman Kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan
secara komersil pada tahun 1911. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di
Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh dengan luas mencapai 5.123 ha.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan monokotil, maka kelapa sawit
mempunyai sitem akar serabut dengan batang tegak lurus ke atas dan batang
berbentuk silindris berdiameter 40 - 60cm. Pohon kelapa sawit yang normal dan
sehat yang dibudidayakan pada satu batang terdapat 40 - 50 pelepah daun
(Setyamidjaja 2006).
Sunarko (2007)
menjelaskan kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit yaitu pada ketinggian
maksimum 400 meter dpl (di atas permukaan laut), kemiringan lereng 0-12° atau
21%, drainase tanah harus baik dan lancar sehingga ketika musim hujan tidak
tergenang. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang
bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, dan tanah gambut, memiliki
ketebalan tanah lebih dari 75 cm, berstruktur kuat dengan kandungan unsur hara
yang cukup dan pH tanah sebaiknya dengan kisaran nilai 4,0 - 6,0. Sedangkan
untuk kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit agar dapat
tumbuh dengan baik yaitu kelapa sawit memerlukan curah hujan ideal 2000-2500 mm
pertahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata
sebaiknya tidak kurang dari 6 jam perhari. Temperatur sebaiknya 22-23°C.
Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan
terhadap angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Sunarko (2007) menyebutkan
beberapa sifat kelapa sawit yang ditinjau dari segi anatomi, fisis dan
mekanisnya. Dari sifat anatominya, kayu kelapa sawit lebih dekat dengan hardwood
dibandingkan softwood, karena saluran pada kayu kelapa sawit lebih
mirip sel pembuluh pada hardwood daripada trakeida pada softwood.
Dari segi sifat fisis, kayu kelapa sawit berbentuk silindris dengan diameter 20
sampai dengan 75 cm dengan tinggi 15 sampai dengan 19 meter (bila ditanam di
perkebunan) dan 30 meter (bila tumbuh secara alami). Berat jenis kayu kelapa
sawit pada arah horizontal antara 0,28 sampai dengan 0,78 dimana bagian pusat
didominasi oleh parenkim sedangkan bagian tepi didominasi oleh sel pembuluh dan
ditutupi oleh sel serabut yang bedinding tebal. Sedangkan dari segi sifat
mekanis, berat jenis dan kekuatan tertinggi terdapat pada bagian luar batang.
Begitu pula arah vertikal, berat jenis dan kekuatan tertinggi terdapat pada
bagian pangkal dan terus berkurang bila posisi kayu semakin ke ujung.
No comments:
Post a Comment